UTAMA

Nyaris Hilang, Pulau Seluas 14 Ha Susut Jadi 1 Are, Kini Mangrove Mulai Hijaukan Area Pudut

 

Realitaslombok  – Nyaris hilang akibat abrasi, pulau dengan luas sekitar 14 hektare susut tinggal hanya 10 meter persegi. Area Pudut di Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung Bali kini sudah bertambah luas menjadi sekitar 3 Ha yang dipenuhi tanaman pelindung mangrove. Pecinta lingkungan dan warga sekitar terus berupaya mengembalikan pulau Pudut dengan menambah area penanaman mangrove tahap demi tahap.

Telah banyak yang ikut terlibat dalam kegiatan pelestarian lingkungan area Pudut, diantaranya pihak InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) melalui The Nusa Dua.

Bersama UPTD Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, pada Jumat 17 Oktober 2025 dilakukan penanam mangrove sebanyak 320 pohon mangrove jenis Rhizophora Mucronata.

“Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Road to The Nusa Dua Festival 2025, dan menjadi bagian dari upaya berkelanjutan ITDC dalam mendukung program konservasi dan rehabilitasi ekosistem mangrove di kawasan pesisir Bali, sekaligus tindak lanjut dari kerja sama antara ITDC dan UPTD Tahura Ngurah Rai yang telah terjalin sejak tahun 2021,” Kata General Manager The Nusa Dua, I Made Agus Dwiatmika, di area Pudut.

Penanaman dilakukan menggunakan metode api-api yaitu penggunaan media kotak bambu ramah lingkungan yang mampu melindungi bibit mangrove dari hama sekaligus mendorong proses sedimentasi alami.

Pola penanaman dibentuk menyerupai huruf “ITDC” sebagai simbol kontribusi nyata perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan.

Dwiatmika, menambahkan penanaman mangrove di Area Pudut merupakan wujud nyata komitmen ITDC dalam mengembangkan pariwisata yang berdampak positif. Kondisi penyusutan ini berdampak pada berkurangnya habitat alami berbagai flora dan fauna pesisir, termasuk area peneluran penyu yang menjadi bagian penting dari ekosistem kawasan tersebut.

Menurutnya, pariwisata yang berkualitas tidak hanya tercermin dari kemegahan infrastruktur dan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga dari kemampuan suatu destinasi dalam menjaga harmoni antara manusia dan alam. “Kegiatan penanaman mangrove di area Pudut menjadi bagian dari komitmen ITDC dalam menjalankan prinsip sustainable tourism development.

Kami percaya bahwa kemajuan pariwisata harus selalu berjalan beriringan dengan pelestarian alam. Melalui sinergi dengan UPTD Tahura Ngurah Rai dan partisipasi masyarakat, kami ingin mengembalikan fungsi ekologis kawasan pesisir dan menjadikan kegiatan ini sebagai langkah nyata menuju Road to The Nusa Dua Festival 2025 yang lebih hijau dan berkelanjutan,” ujar Agus Dwiatmika.

Ia menambahkan, “Kegiatan ini sekaligus menjadi wujud nyata implementasi nilai-nilai lingkungan yang menjadi bagian dari strategi keberlanjutan ITDC. Penanaman 320 bibit mangrove ini diharapkan mampu memperkuat ekosistem pesisir area Pudut, mengurangi risiko abrasi, serta menciptakan kawasan wisata yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki daya dukung ekologis jangka panjang.”

Sementara itu, Kepala UPTD Tahura Ngurah Rai, I Putu Agus Juliartawan, S.Hut, menyampaikan apresiasi atas inisiatif ITDC The Nusa Dua yang secara konsisten berkolaborasi dalam upaya rehabilitasi mangrove di kawasan Tahura Ngurah Rai. Ia menegaskan bahwa area Pudut memiliki peran penting sebagai kawasan penyangga ekosistem pesisir dan habitat bagi keanekaragaman hayati, sehingga menjaga keberlanjutannya merupakan tanggung jawab bersama. “Kami menyambut baik langkah ITDC yang terus konsisten berkolaborasi dalam rehabilitasi mangrove di wilayah Tahura.

Area Pudut memiliki peran penting sebagai kawasan penyangga ekosistem pesisir dan habitat keanekaragaman hayati. Melalui kegiatan ini, kami berharap kolaborasi lintas pihak dapat mempercepat pemulihan ekosistem dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan mangrove.”

Kegiatan diikuti oleh karyawan ITDC The Nusa Dua, perwakilan UPTD Tahura Ngurah Rai, Yayasan Baruna Balarama Fantasi, serta masyarakat sekitar. Selain sebagai kegiatan lingkungan, program ini juga menjadi bagian dari agenda Road to The Nusa Dua Festival 2025 yang mengusung semangat “Beauty in Harmony”, perpaduan antara keindahan alam, budaya, dan harmoni manusia dengan lingkungannya.***

 

Back to top button